Terkait Sensor Televisi, KPI Pusat Sebut Lembaga Penyiaran Terlalu Berlebihan
https://trendbintang.blogspot.com/2016/11/terkait-sensor-televisi-kpi-pusat-sebut.html
Foto: kpi.go.id
iyaa.com | Jakarta: Belakangan masyarakat Indonesia memang kerap kali terganggu dengan adanya penyensoran gambar pada sejumlah tayangan televisi. Hal ini dilakukan tentu semata-mata untuk menghindari teguran dari pihak KPI Pusat.
Tapi lewat sebuah diskusi terbuka yang digelar Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP Universitas Indonesia, Hardly Stefano selaku Komisioner KPI Pusat Koordinator Bidang Pengawasan Isi Siaran justru mengatakan lembaga penyiaran terlalu paranoid. Hal ini terkait dengan penyensoran yang dinilai terlalu berlebihan.
Seperti dikutip dari laman KPI, Jumat (18/11/2016), perwakilan KPI Pusat itu mengatakan jika mereka memang mewajibkan stasiun televisi melakukan sensor secara internal. Namun hal tersebut bukan untuk ditanggapi secara berlebihan, karena menurutnya sensor berlebihan justru akan menunjukkan ketakutan pihak lembaga penyiaran.
"Kami hanya mengawasi di bagian ujung setelah program acara disiarkan oleh televisi. Rupanya ada ketakutan dan pengalaman traumatik lembaga-lembaga penyiaran. Di sebuah stasiun televisi robot pun sampai disensor," tutur Hardly.
Pada praktiknya stasiun-stasiun televisi memang menerapkan swasensor sesuai takaran dari masing-masing pihak. Kendati demikian Hardly sendiri menegaskan jika sensor bukanlah tugas dan wewenang dari KPI Pusat.
Karena lebih jauh fokus KPI sendiri sebenarnya adalah memantau nilai-nilai apa yang dibawa stasiun televisi pada setiap program siarannya. Sehingga diharapkan ke depannya dapat tersaji tayangan-tayangan bermanfaat sesuai dengan Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS).
Tapi lewat sebuah diskusi terbuka yang digelar Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP Universitas Indonesia, Hardly Stefano selaku Komisioner KPI Pusat Koordinator Bidang Pengawasan Isi Siaran justru mengatakan lembaga penyiaran terlalu paranoid. Hal ini terkait dengan penyensoran yang dinilai terlalu berlebihan.
Seperti dikutip dari laman KPI, Jumat (18/11/2016), perwakilan KPI Pusat itu mengatakan jika mereka memang mewajibkan stasiun televisi melakukan sensor secara internal. Namun hal tersebut bukan untuk ditanggapi secara berlebihan, karena menurutnya sensor berlebihan justru akan menunjukkan ketakutan pihak lembaga penyiaran.
"Kami hanya mengawasi di bagian ujung setelah program acara disiarkan oleh televisi. Rupanya ada ketakutan dan pengalaman traumatik lembaga-lembaga penyiaran. Di sebuah stasiun televisi robot pun sampai disensor," tutur Hardly.
Pada praktiknya stasiun-stasiun televisi memang menerapkan swasensor sesuai takaran dari masing-masing pihak. Kendati demikian Hardly sendiri menegaskan jika sensor bukanlah tugas dan wewenang dari KPI Pusat.
Karena lebih jauh fokus KPI sendiri sebenarnya adalah memantau nilai-nilai apa yang dibawa stasiun televisi pada setiap program siarannya. Sehingga diharapkan ke depannya dapat tersaji tayangan-tayangan bermanfaat sesuai dengan Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS).
