Sukses Menghadirkan Terobosan, NET Akui Rating Jadi Masalah Utama Dunia Penyiaran
https://trendbintang.blogspot.com/2016/08/sukses-menghadirkan-terobosan-net-akui.html
iyaa.com - Hadir sebagai stasiun televisi baru, NET memang harus diakui telah berhasil memberikan sentuhan baru dalam dunia penyiaran Indonesia. Mengedepankan kualitas program siaran, stasiun televisi yang terletak di bilangan Kuningan, Jakarta Selatan ini sukses menjadi salah satu stasiun televisi terbaik versi Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).
Tapi meski telah berhasil menjadi salah satu stasiun televisi terbaik versi KPI, namun tetap saja NET tidak dapat memungkiri jika pihaknya bukanlah yang terfavorit di antara para kompetitor lainnya. Pasalnya hingga kini, parameter kesuksesan stasiun televisi masih berpatokan pada rating Nielsen.
Dikutip dari laman resmi KPI, Rabu (24/8/2016), persoalan ini pun coba diungkapkan Wishnutama selaku CEO Netmediatama, saat kantornya mendapat kunjungan dari KPI Pusat. Lewat pertemuan singkat tersebut dirinya menginginkan adanya kontrol terhadap rating Nielsen yang menjadi satu-satunya mata uang dalam bisnis pertelevisian.
"Meskipun ada Anugerah KPI dan apresiasi-apresiasi yang lain, namun pada kenyataannya rating Nielsen menjadi the only one barometer kesuksesan program acara," kata Wishnutama kepada komisioner KPI Pusat.
Perwakilan KPI Pusat saat berkunjung ke kantor NET | Foto: kpi.go.id
Lebih lanjut dirinya pun mengungkapkan jika hal inilah yang kemudian membuat NET dihargai murah oleh industri. Sebab secara umum pasar industri penyiaran saat ini masih bergantung pada rating Nielsen tersebut.
Berdasarkan data Nielsen yang dikutip dari materi presentasi Emtek, share penonton tahun 2016 minggu ke 1632 (7-13 Agustus 2016), NET berada di posisi ke 10 dari 15 stasiun televisi berjaringan nasional dengan angka 2,6. Sementara itu untuk share tertinggi masih dimiliki oleh RCTI dengan 16,3.
Menanggapi hal tersebut, Ketua KPI Pusat Yuliandre Darwis mengakui jika pihaknya memang tidak dapat menyentuh lembaga rating, mengingat terbatasnya wewenang KPI dalam UU 32 tahun 2002. Sehingga untuk menyelesaikan persoalan ini, pihaknya mencoba mengajak para penonton tanah air untuk turut berperan aktif di dalamnya.
"Perlu peran serta semua pihak, baik KPI maupun Industri. KPI tidak bisa bekerja sendiri. Kami juga perlu dukungan masyarakat untuk memilih tayangan berkualitas," ungkap Yuliandre.
Tapi meski telah berhasil menjadi salah satu stasiun televisi terbaik versi KPI, namun tetap saja NET tidak dapat memungkiri jika pihaknya bukanlah yang terfavorit di antara para kompetitor lainnya. Pasalnya hingga kini, parameter kesuksesan stasiun televisi masih berpatokan pada rating Nielsen.
Dikutip dari laman resmi KPI, Rabu (24/8/2016), persoalan ini pun coba diungkapkan Wishnutama selaku CEO Netmediatama, saat kantornya mendapat kunjungan dari KPI Pusat. Lewat pertemuan singkat tersebut dirinya menginginkan adanya kontrol terhadap rating Nielsen yang menjadi satu-satunya mata uang dalam bisnis pertelevisian.
"Meskipun ada Anugerah KPI dan apresiasi-apresiasi yang lain, namun pada kenyataannya rating Nielsen menjadi the only one barometer kesuksesan program acara," kata Wishnutama kepada komisioner KPI Pusat.
Perwakilan KPI Pusat saat berkunjung ke kantor NET | Foto: kpi.go.id
Lebih lanjut dirinya pun mengungkapkan jika hal inilah yang kemudian membuat NET dihargai murah oleh industri. Sebab secara umum pasar industri penyiaran saat ini masih bergantung pada rating Nielsen tersebut.
Berdasarkan data Nielsen yang dikutip dari materi presentasi Emtek, share penonton tahun 2016 minggu ke 1632 (7-13 Agustus 2016), NET berada di posisi ke 10 dari 15 stasiun televisi berjaringan nasional dengan angka 2,6. Sementara itu untuk share tertinggi masih dimiliki oleh RCTI dengan 16,3.
Menanggapi hal tersebut, Ketua KPI Pusat Yuliandre Darwis mengakui jika pihaknya memang tidak dapat menyentuh lembaga rating, mengingat terbatasnya wewenang KPI dalam UU 32 tahun 2002. Sehingga untuk menyelesaikan persoalan ini, pihaknya mencoba mengajak para penonton tanah air untuk turut berperan aktif di dalamnya.
"Perlu peran serta semua pihak, baik KPI maupun Industri. KPI tidak bisa bekerja sendiri. Kami juga perlu dukungan masyarakat untuk memilih tayangan berkualitas," ungkap Yuliandre.