Kualitas Sinetron Semakin Rendah, Akankah KPI Berhentikan Sinetron yang Tak Mendidik
http://trendbintang.blogspot.com/2016/10/kualitas-sinetron-semakin-rendah.html
Foto: Ilustrasi
iyaa.com - Meski masih menjadi tayangan favorit masyarakat tanah air, sinetron yang hadir di Indonesia rupanya masih jauh dari kata berkualitas.
Diharapkan dapat memberikan alur cerita yang mendidik bagi para penonton, nyatanya sinetron yang hadir di layar kaca justru banyak memberikan dampak negatif. Hampir seluruh stasiun televisi di tanah air saat ini berlomba-lomba menghadirkan sinetron bertemakan remaja yang dipenuhi dengan adegan percintaan, serta sederet kenakalan remaja seperti perkelahian.
Alasannya klasik, tema seperti itulah yang akan membuat sejumlah televisi meraup rating tinggi. Ya, bukan rahasia lagi jika sampai saat ini rating masih menjadi patokan sebuah tayangan atau stasiun televisi agar dapat dikatakan sukses.
Padahal jauh dari itu, isi serta jalan cerita yang dihadirkan merupakan aspek yang lebih penting dibandingkan hasil rating. Pasalnya, sukses atau tidaknya sebuah karya adalah bagaimana karya tersebut dapat memberikan sebuah dampak positif bagi setiap orang yang menonton.
Hal ini tentunya menjadi pekerjaan rumah bagi Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) sebagai lembaga nomor satu yang mengatur seluruh lembaga penyiaran di Indonesia, termaksuk tayangan televisi. Dalam survei indeks kualitas program yang diadakan KPI, indeks kualitas tayangan sinetron saat ini masih jauh dibawah standar yang ditetapkan oleh KPI yakni 4,00.
Hasil survei indeks kualitas program jilid dua yang diadakan KPI periode bulan Mei-Juni | Foto: kpi.go.id
Program sinetron menjadi program terendah kedua dalam survei indek kualitas program KPI setelah Infotainment. Menurut hasil survei indeks kualitas program yang diadakan KPI, program sinetron hanya meraih indeks 2,70.
Yuliandre Darwis, selalu ketua KPI Pusat sangat menyayangkan dengan kualitas sinetron saat ini sebagai tayangan favorit masyarakat Indonesia. Meski hanya berstatus sebagai sebuah hiburan, menurutnya harus ada tata kelola serta perubahan isi konten yang dihadirkan pada program sinetron, serta infotainmemt oleh sejumlah stasiun televisi demi mewujudkan tayangan yang lebih berkualitas.
"Karena ada fungsi-fungsi lain dalam penyiaran yang harus hadir secara seimbang bagi kemaslahatan masyarakat," katanya dilansir kpi.go.id, (4/10/2016).
Yuliandre Darwis, Ketua KPI Pusat | Foto: kpi.go.id
Belum adanya perubahan yang signifikan dari tayangan sinetron dan infotainment akan menjadi catatan penting dalam evaluasi tahunan Kementrian Komunikasi dan Informatika bersama KPI terhadap izin penyelenggaraan penyiaran sebuah stasiun televisi. Yuliandre pun menyebutkan jika pihak KPI tidak segan mengentikan sejumlah tayangan sinetron dan infotainment secara permanen.
"Jika memang hasil survei ini sebangun dengan pengaduan masyarakat dan akumulasi sanksi yang didapat, kami akan merekomendasikan sinetron dan infotainment mana saha yang sebaiknya dihentikan secara permanen," tegasnya.
Lantas apakah pihak KPI nantinya benar-benar akan memberhentikan sejumlah tayangan sinetron yang dianggap masyarakat memiliki jalan cerita kurang mendidik?
Diharapkan dapat memberikan alur cerita yang mendidik bagi para penonton, nyatanya sinetron yang hadir di layar kaca justru banyak memberikan dampak negatif. Hampir seluruh stasiun televisi di tanah air saat ini berlomba-lomba menghadirkan sinetron bertemakan remaja yang dipenuhi dengan adegan percintaan, serta sederet kenakalan remaja seperti perkelahian.
Alasannya klasik, tema seperti itulah yang akan membuat sejumlah televisi meraup rating tinggi. Ya, bukan rahasia lagi jika sampai saat ini rating masih menjadi patokan sebuah tayangan atau stasiun televisi agar dapat dikatakan sukses.
Padahal jauh dari itu, isi serta jalan cerita yang dihadirkan merupakan aspek yang lebih penting dibandingkan hasil rating. Pasalnya, sukses atau tidaknya sebuah karya adalah bagaimana karya tersebut dapat memberikan sebuah dampak positif bagi setiap orang yang menonton.
Hal ini tentunya menjadi pekerjaan rumah bagi Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) sebagai lembaga nomor satu yang mengatur seluruh lembaga penyiaran di Indonesia, termaksuk tayangan televisi. Dalam survei indeks kualitas program yang diadakan KPI, indeks kualitas tayangan sinetron saat ini masih jauh dibawah standar yang ditetapkan oleh KPI yakni 4,00.
Hasil survei indeks kualitas program jilid dua yang diadakan KPI periode bulan Mei-Juni | Foto: kpi.go.idProgram sinetron menjadi program terendah kedua dalam survei indek kualitas program KPI setelah Infotainment. Menurut hasil survei indeks kualitas program yang diadakan KPI, program sinetron hanya meraih indeks 2,70.
Yuliandre Darwis, selalu ketua KPI Pusat sangat menyayangkan dengan kualitas sinetron saat ini sebagai tayangan favorit masyarakat Indonesia. Meski hanya berstatus sebagai sebuah hiburan, menurutnya harus ada tata kelola serta perubahan isi konten yang dihadirkan pada program sinetron, serta infotainmemt oleh sejumlah stasiun televisi demi mewujudkan tayangan yang lebih berkualitas.
"Karena ada fungsi-fungsi lain dalam penyiaran yang harus hadir secara seimbang bagi kemaslahatan masyarakat," katanya dilansir kpi.go.id, (4/10/2016).
Yuliandre Darwis, Ketua KPI Pusat | Foto: kpi.go.idBelum adanya perubahan yang signifikan dari tayangan sinetron dan infotainment akan menjadi catatan penting dalam evaluasi tahunan Kementrian Komunikasi dan Informatika bersama KPI terhadap izin penyelenggaraan penyiaran sebuah stasiun televisi. Yuliandre pun menyebutkan jika pihak KPI tidak segan mengentikan sejumlah tayangan sinetron dan infotainment secara permanen.
"Jika memang hasil survei ini sebangun dengan pengaduan masyarakat dan akumulasi sanksi yang didapat, kami akan merekomendasikan sinetron dan infotainment mana saha yang sebaiknya dihentikan secara permanen," tegasnya.
Lantas apakah pihak KPI nantinya benar-benar akan memberhentikan sejumlah tayangan sinetron yang dianggap masyarakat memiliki jalan cerita kurang mendidik?
