Menyayangkan Suara Sumbang terkait Kiprah Rio di F1

Rio adalah orang Indonesia pertama yang mendapatkan kesempatan untuk berlaga di F1, balap mobil paling bergengsi di muka bumi. Bersama tim Manor Racing, dia bertarung di lintasan yang sama dengan pebalap-pebalap top seperti Lewis Hamilton, Sebastian Vettel, Nico Rosberg, Fernando Alonso, dan lain-lain.
Sayangnya, tak semua orang ikut bangga dengan pencapaian Rio. Banyak suara sumbang yang muncul dari publik Indonesia sendiri. Sebagian mempertanyakan kemampuan Rio, sebagian lainnya bersikap sinis karena Rio berstatus pay driver.
Ya, Rio memang harus membayar 15 juta euro kepada Manor untuk mendapat kursi di F1. Dari jumlah sebesar itu, pihak Rio belum membayar sepenuhnya dan baru memberi uang muka kepada Manor.
Pertamina menjadi sponsor utama Rio dengan menyediakan 5 juta euro. Namun, di luar Pertamina, Rio belum mendapatkan sponsor lagi. Kementerian Pariwisata berencana mendukung Rio dan memberikan bantuan sebesar Rp 5-6 miliar. Namun, bantuan ini baru sebatas rencana dan belum terealisasi.
Rifat, pereli nasional yang juga pernah berlaga di event-event kelas dunia, menyayangkan sikap sebagian orang Indonesia yang nyinyir kepada Rio. Menurutnya, Rio harus didukung, bukan dicaci.
"Kalau buat saya, sudah biasa lah segala macam cerita atau cacian dari mana-mana waktu saya ikutan balap di mana-mana. Tapi, akhirnya waktu juga yang menjawab," ujar Rifat.
"Sayangnya, kita nggak punya program pembinaan yang jelas ke jenjang karier cabang balap manapun. Sayangnya, kita nggak punya sirkuit yang proper buat latihan. Sayangnya, duit kita kurang.
"Sayangnya, lebih banyak yang nggak suka daripada yang berdoa untuk kesuksesan. Sayangnya, semua yang bicara nggak kasih solusi yang positif selain 'dia nggak pantas ada di sana dan disarankan untuk berhenti karena kita cuma buang-buang duit'. Dan sayangnya semua orang yang berbicara nggak ada di posisi saya di belakang stir waktu start di event itu, jadi nggak tau rasanya pressure yang saya rasain.
"Well, saya selalu anggap aja kita ini bayi. Buat bisa jalan rata-rata harus jatuh sampai 250 kali dan sayangnya mentality kita baru jatuh dua kali sudah give up," kata Rifat.

Menurut Rifat, Rio telah berjuang membawa nama Indonesia di arena jet darat. Dia pun tak habis pikir kenapa ada orang yang tidak mengapresiasi perjuangan Rio.
"Kalau kalah, kita yang kena, tapi kalau menang, bendera yang naik bukan gambar muka saya," kata Rifat.
"Whatever happen what we are doing is driving the hope of a nation yaitu INDONESIA dan saya rasa sama yang lagi Rio rasain saat ini, cuma beda tema sama beda zaman saja.
"Best of luck for you Rio, apapun ceritanya, saat ini jam ini dia adalah driver terbaik yang kita punya selama ini," simpul Rifat.
Rio telah menjalani dua seri F1 musim ini. Setelah gagal finis di GP Australia, dia berhasil menuntaskan lomba GP Bahrain di posisi ke-17.